Bahaya Anemia pada Penurunan Semangat Belajar Anak
Anemia merupakan kondisi ketika seseorang
mengalami penurunan jumlah darah pada tubuhnya, terutama hemoglobin (Hb).
Kondisi anemia tidak saja menyerang orang dewasa, remaja dan bahkan anak-anak
sekalipun bisa mengalaminya. Kondisi anemia tidak bisa dianggap remeh dan
dibiarkan begitu saja, terutama jika terjadi pada anak-anak sebab dampaknya
sendiri cukup mengkhawatirkan yakni dapat menurunkan semangat dan prestasi anak
saat belajar. Untuk itu, penting sekali segera mengatasi jika timbul gejala
anemia pada anak agar prestasinya disekolah maupun dilingkungannya tetap baik.
Menurut sumber dari organisasi kesehatan dunia
(WHO) menjelaskan anak balita akan dinyatakan mengidap anemi (kurang darah)
apabila kadar hemoglobinnya ada dibawah 11 g/dl, sementara untuk anak-anak
dengan usia mulai dari 5 tahun hingga usia remaja akan dinyatakan menderita
anemia jika kadar hemoglobinnya berada dibawah angka 12 g/dl. WHO juga
mengatakan jika kemungkinan anak balita menderita anemia berada diangka
persentasi sekitar 39 %, dan 24 % pada anak usia 5-11 tahun. Angka persentase
ini tentunya bukanlah jumlah yang sedikit, untuk itu penting sekali mewaspadai
setiap gejala dan keluhan pada anak dan balita termasuk ketika timbul gejala
anemia.
Salah satu penyebab terbesar timbulnya anemia
adalah kurangnya asupan zat besi dari dalam tubuh. Anak yang kekurangan zat
besi akan menunjukan beberapa gejala seperti mudah lesu, lelah, pucat, kurang
bersemangat dan menurunnya nafsu makan. Itulah sebabnya mengapa anak yang
mengalami anemia akan berpengaruh pada menurunnya semangat belajarnya yang
membuat prestasinya ikut menurun. Selain itu, daya tahan tubuh anak yang
menderita anemia akibat kekurangan zat besi akan menjadi lemah dan membuatnya
mudah terserang penyakit. Kondisi
yang lebih mengkhawatirkan lagi apabila anemia akibat kekurangan zat besi
apabila terjadi pada anak balita, sebab hal ini akan mengganggu tingkat
kecerdasan anak.
Pada dasarnya, sejak lahir bayi memiliki cadangan
zat besi dalam tubuhnya. Hanya saja, jumlahnya begitu terbatas. Cadangan zat
besi pada bayi yang lahir cukup bulan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya
sampai si bayi berusia 6 bulan. Berbeda dengan bayi yang lahir prematur atau
tidak cukup bulan, pada bayi dengan kondisi prematur cadangan zat besi dalam
tubuhnya hanya mampu memenuhi kebutuhannya sampai bayi berusian 2 hingga 3
bulan.
Nah, berikut ini ada beberapa cara mencegah
anemia atau zat besi pada anak.
1. Tingkatkan Pemberian ASI
Ekslusif
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. Meskipun kandungan zat besi
dalam ASI terbilang rendah, namun penyerapannya relatif tinggi. Pemberian ASI
yang cukup minimal hingga usia bayi 6 bulan akan membuat anak terhindar dari
kemungkinan menderita anemia.
2. Upayakan Anak Tidak
Terkena Cacing Tambang
Penularan cacing tambang dapat terjadi ketika
anak mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi cacing tambang melalui
tangannya yang kotor. Untuk itu, pastikan jika tangan anak selalu dalam keadaan
higienis terutama ketika ia hendak makan dan minum. Mintalah anak untuk
mencucui tangannnya dengan sabun setiap kali mereka akan menyentuh makanan.
Itulah dia wawasan mengenai bahaya anemia
terhadap anak. Selain itu, berikan pula makanan dengan nutrisi yang lengkap dan
seimbang untuk menjamin terpenuhinya zat-zat baik untuk tubuh anak, termasuk
dengan zat besi untuk menghindarikan anak dari anemia.
Semoga bermanfaat,
Baca Artikel menarik lainnya di -> http://nisrina.co.id/blog/
Nisrina Peduli Wanita!